Masih Umur Belasan

Akibat dari saya mengunduh aplikasi musik Spotify yang baru launching tanggal 30 Maret 2016 di apps store, kemudian menemukan banyak folder-folder keren yang berisi playlist sesuai keinginan dan mood kita sampai akhirnya saya memilih untuk membuka folder 90’s Smash Hits. Folder lagu itu membuat saya flashback ke tahun 1995-1998, saat saya masih berusia belasan.

Saat itu saya masih duduk dibangku SMP di daerah pinggiran Jakarta yang dikenal dengan Kota Depok. Tahun pertama sebagai anak SMP merupakan masa saya melakukan observasi dan penyesuaian sana-sini. Main sama siapa saja, tidak terlibat atau terbatas dengan salah satu geng mana pun. Iya…jaman itu kami pun sudah mengenal yang namanya geng. Cukup aktif di beberapa ekstrakulikuler seperti Pramuka dan Paskibraka walaupun awalnya adalah paksaan, tapi lama-lama seneng juga. Dari pramuka saya beberapa kali ikut kegiatan Persami (Perkemahan Sabtu Minggu) yang diadakan disekolah. Kemudian menjadi tim pembawa bendera selama 2 tahun berturut-turut dalam rangka merayakan HUT Republik Indonesia. Masuk ke tim ini saja bukan hal yang mudah, latihannya pasti dilakukan setelah pulang sekolah dibawah terik matahari. Kegiatan yang lebih banyak di outdoor itu yang kemudian membuat kulit saya semakin hitam manis tidak eksotik. 


Spice Girls - Wannabe


Kenangan itu semakin merajalela diingatan saya ketika aplikasi music Spotify memutar lagu Spice Girls yang judulnya Wannabe. Lagu itu adalah lagu legendaris bagi saya dan teman-teman yang tergabung dalam tim cheerleader. Iya, selain kegiatan ekskul Pramuka dan Paskibraka, di kelas 2 saya mulai bergabung dengan tim cheerleader. Sebenarnya sih cheerleader “ala-ala” saja, soalnya lebih banyak battle dance nya dibanding menyemangati dalam suatu pertandingan, hahahaha. Berat badan saat itu mungkin masih kurang dari 35kg, kurus banget atau mungkin terlihat kurang gizi. Mungkin karena itu kemudian saya dijadikan sebagai flyer (posisi atas dalam suatu formasi). 

Cheerleader pada jaman itu memang sedang booming. Kami sampai membayar (secara urunan) guru untuk mengajarkan kami teknik-teknik dasar cheerleaders. Guru itu tak lain adalah Kaka dari teman saya sendiri. Kaka itu bukan guru professional tetapi merupakan anggota cheerleader di salah satu SMK terkemuka di Jakarta yang seringkali memenangkan kejuaraan. 

Tim Cheerleaders kami mungkin hanya tim “mainan”, tim yang tidak pernah benar-benar tampil sebagai cheerleader, tapi keringat yang kami keluarkan saat latihan, galaknya pelatih kami sampai gerakan-gerakan seperti split, kayang itu bukan lah main-main . Semua itu benar-benar kami lakukan demi untuk latihan dan impian siapa tahu suatu hari bisa ikut kejuaraan. Meminjam ruang serba guna di SMP sehabis pulang sekolah, sampai kaki kapalan pun tidak masalah. Keringat membasahi baju kami, debu menempel di kaki pun kami abaikan. Demi aktualisasi diri menjadi seorang pemandu sorak, hahaha. Baru pemanasan saja sudah tidak bisa dibilang enteng, gerakan push up, skot jump, sit up dan gerakan yang lainnya dilakukan 20 kali atau lebih. Saat itu dengan menari saja bisa menghilangkan kepenatan loh.


Jump Around - House of Pain

Jump Around dari House of Pain juga merupakan lagu legendaris bagi kami. Lagu ini lebih banyak digunakan sebagai lagu battle, dimana yang menjadi lawan kami adalah kaka kelas yang memang mahir sekali break dance. Lagu ini seakan memberikan kekuatan bahwa perempuan dan laki-laki setara dan layak menang, pada masa itu. 

Tim Cheerleaders
Tim Cheerleaders - ABG 
www.desyyusnita.com
Tim Cheerleader - Dewasa
21 tahun sudah berlalu, tapi kenangan jaman kami ABG (Anak Baru Gede) itu masih saja menyenangkan untuk diingat. Meskipun tidak semua nya adalah kenangan indah, tapi saya bersyukur paling tidak kami semua berhasil melewati masa-masa kritis nya pubertas dengan baik, bertahan ditengah cobaan hidup yang pasti. Berusaha menjadi seseorang yang lebih baik. You Rock Girls......!!!