Make Up Artist Wanna Be

25 September yang lalu saya dan keluarga MY melangsungkan pernikahan adik ipar saya (Iko & Yossi) yang kebetulan pengantin wanitanya adalah orang Malang. Bagaimana persiapan dan jalannya acara itu sendiri akan saya ceritakan pada postingan terpisah sekaligus dengan acara munduh mantu di Jakarta yang diilangsungkan  pada tanggal 26 Oktober yang lalu.

Kali ini saya ingin menceritakan bagaimana saya nekad menjadi seorang make up artist  minimal untuk diri saya sendiri  pada acara pernikahan dan Malang kemarin. Dengan  pulasan sederhana dan alat-alat make up yang seadanya, saya mulai memoles wajah saya. Awalnya sih uji kompetensi saya sendiri. Ditambah lagi karena memang males jika harus pake bulu mata palsu dan menor. Eh tapi hasilnya cukup memuaskan dan sesuai dengan harapan, untuk ukuran pemula seperti  saya.

Beginilah hasil pulasan make up saya dengan kemampuan seadanya:

Makeup: Desy, Hijab: Salon



Alat Make Up:
- Bedak Padat + Foundation: unbranded, punya mama Dokter kulit mama
- Bedak powder: Sephora
- Eye Shadow: MAC
- Blush On: body shop
- Lipstick: Beautystyle mix L'oreal
- Eye Liner: Beautystyle
- Maskara: Maybelline

Kece kan? Hahahaha
Dan De Meila pun jadi tertarik untuk di make up oleh saya, padahal tadinya dia enggan di make up.

Nah aksi nekad ini pun di ulang kembali pada saat munduh mantu di Jakarta kemarin, kali ini selain De Meila, De Diah pun ikut mau di make up oleh saya. Huaaa beneran uji nyali ini sih namanya. Bahkan kali ini saya turut nekad untuk pakai hijab sendiri, termasuk dengan De Diah. Pemakaian jilbab pesta pun belum sempurna juga, karena kalau pergi ke undangan pun, saya biasa dengam style yang simple. Dan nuansa make up untuk acara di Jakarta ini lebih nude (kecoklatan) karena saya nyobain bedak compaqnya Sephora yang baru dibeli sama Aunty Zyzy. 

Makeup & Hijab: Desy



Mungkin ini bisa jadi tambahan skill untuk bekal saya nanti ya, jika memang harus ke dunia freelance lagi. Perlu diseriusin sepertinya. Jadi bagaimana menurut emak-emak?

Labels: