STORY: Short Trip To Malang

Malang ternyata adalah kota yang menyenangkan. Kota yang menurut saya sangat sejuk, bersih, rapih dan tenang. Tidak padat penduduk, banyak akan kuliner yang khas dan enak plus taman-taman atau alun-alun sebagai tempat hang out gratisan yang menyenangkan dibandingkan ke Mal.

Stasiun Malang
Tujuan kami sekeluarga ke Malang adalah dalam rangka pengenalan keluarga besar. Jadi ceritanya adik ipar yang nomor 3 (Laki-laki yang punya nama panggilan Iko) sudah ingin mengukuhkan hubungan pertemanannya dengan Yosi, perempuan yang saat ini dekat dengannya. Niat baik kan tidak boleh ditunda-tunda ya, jadilah kemarin, tepatnya 11 April 2014 kami menuju Malang dengan membawa rombongan 14 orang dengan menumpang KA Ekonomi Matarmaja. Saya sendiri hari itu memang sudah mengajukan cuti, walaupun sedikit ada cerita kalau cuti saya itu hampir saja tidak disetujui oleh Tante Bos. Untung di detik-detik terakhir di kamis sore nya Tante Bos akhirnya menyetujui pengajuan cuti saya selama 2 hari. Perjalanan kami ke Malang memang tidak lama. 

Berikut ringkasan perjalanan kami ke Malang kemarin:

Jumat, 11 April 2014 : 
- Berangkat dari Stasiun Ps. Senen pukul 13:40

Sabtu, 12 April 2014:
- Tiba di Stasiun Malang jam 06:59
- Kunjungan ke rumah calon besan
- Acara jalan-jalan dan wisata kuliner

Minggu, 13 April 2014
- Antar Ade Meila ( Adik Ipar No. 4) ke St. Malang menuju Yogya
- Sarapan di Pecel Madiun nya Ibu Sri yang berlokasi di Pasar Klojen tidak jauh dari Stasiun Malang. 
- Beli oleh-oleh 
- Mampir ke Warung OEN
- Packing
- Kembali ke Jakarta dengan kereta pukul 14:00 dari St. Malang

Senin, 14 April 2014
- Tiba di St. Jatinegara pukul 09:27
- Pindah ke Commuterline jurusan Jatinegara - Depok menuju rumah (membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan)

Di acara jalan-jalan dan wisata kuliner pada hari sabtu itu, kami sempatkan mampir ke daerah Batu. Meskipun gerimis tidak menyurutkan niat kami untuk mampir kesana. Dan ternyata bbrrrrr.......dingiiiiiiinnn. Harapan untuk dapat berfoto di kebun apel pun punah. Hanya putar-putar disempanjang perkebunannya saja itu pun kami tidak bisa turun lama-lama karena memang gerimis semakin deras. Tidak putus asa kami pu memutar kendaraan kami menuju alun-alun Batu. Dan saya pun tambah jatuh cinta, inilah yang dinamakan KOTA LAYAK ANAK.

Sumber
Alun-alun nya sungguh indah, banyak lampion-lampion yang di malam hari men tetap bisa membuat suasana tetap meriah, play ground baik kering maupun basah. Pokoknya aku sukaaaaaa. Hmmm seandainya Depok punya alun-alun indah seperti ini suatu hari. Tidak hanya selalu ditambahi dengan bangunan ruko atau Mall. Menambah alun-alun untuk warganya yang sudah sangat banyak ini seperti perlu dipikirkan suatu hari nanti, tidak perlu ada bianglala, asalkan playground nya luas itu pun cukup bagi kami.

Kembali ke Batu, walaupun malam itu gerimis, tapi alhamdulillah kami masih bisa dikasih kesempatan untuk jalan-jalan keliling alun-alun Batu. Dingin, basah dan ditambah Naeema yang mendadak flu saat itu, tidak menyurutkan semangat kami untuk sekedar foto dan bermain di playground, seandainya saja cuaca mendukung Naeema pasti senang dua kali lipat dari malam itu. Ditambah dengan kuliner-kuliner yang unik dan mantap yang ada disekitar alun-alun melengkapi kunjungan kami malam itu. Kami sempat mencoba kuliner di "rumah ketan"  semua hidangannya sudah tentu serba ketan, kemudian disebelahnya ada "ceker setan" yang maknyos dan membuat malam dingin itu sedikit hot. Sayang tidak sempat mengambil gambar karena lokasi ala kaki 5 ditambah hujan membuat saya lupa mengabadikan moment tersebut. 

Malam semakin dingin, kami tetap melaju ke lokasi berikutnya, BNS (Batu Night Spectacular) dengan HTM Rp. 20,000,-/orang, tidak semua rombongan ikut masuk kesana. Hanya yang muda dan penasaran yang masuk ke dalam lokasi hiburan, sementara eyang-eyang menunggu di mobil saja. Di BNS untuk bisa naik wahana-wahana yan ada disana, kita harus membayar lagi untuk tiketnya dengan kisaran Rp. 10,000 - Rp 12,500. Masih cukup terjangkau kan? Naeema sempat mencoba carrousel, dan wahana ali baba dan tidak ketinggal kereta. Sekali lagi, kalau tidak hujan pasti akan lebih meriah.

Salah satu pose kita dibawah lampu-lampu yang cantik

Malam semakin larut dan sepertinya pegel-pegel setelah perjalanan kami dari Jakarta semalam semakin kerasa. Kami pun memutuskan untuk kembali ke rumah. Sementara Adik-adik ipar saya yang lain melanjutkan wisata kuliner mereka, kali ini mencoba Mie Setan yang menurut saya rasanya ya rasa cabe aja.

Keesokan hari kami bersiap-siap untuk kembali ke Jakarta. Tapi karena pagi itu masih dingin dan kami harus buru-buru mengantar Ade Meila yang harus kembali ke Yogya pagi itu, maka tanpa mandi kami semua meluncur ke Stasiun Malang. Wisata kuliner berikutnya pun dimulai, berdasarkan referensi teman kantornya Anda, kami menuju ke Pasar Klojen, tempat Nasi Pecelnya Ibu Sri, yang saat itu kami datang masing penuh dengan rombongan sepeda. Setelah antri dan mendapatkan tempat duduk maka kami pun menyantap nasi pecel Ibu Sri dan cukup rekomended untuk sarapan. 

Antri di Nasi Pecel Bu Sri (Ps. Klojen)

Setelah perut sudah terisi dan kemudian kami menuju ke tempat pembelian oleh-oleh sambil menunggu Warung OEN buka pada pukul 9. Cuaca sudah mulai menghangat, matahari cukup terik dan Malang siang itu terbilang sepi, walaupun itu adalah hari libur. Beda banget dengan Depok yang kalau weekend seperti itu selalu macet. 

Di Warung OEN kami hanya mencoba ice cream homemade nya saja, mirip-mirip ice cream Ragusa sih. Tapi di OEN lokasinya lebih luas, dan lebih nyaman untuk dibuat tempat untuk sekedar ngobrol-ngobrol santai sambil nostalgia.

Rombongan Keluarga Besar Kami
Setelah puas foto-foto dan menikmati ice creamnya, akhirnya kami harus kembali ke rumah untuk mandi dan packing lagi. Sebelum meninggalkan Malang dan untuk bekal makan malam kami, Ibu Mertua saya sempat turun dan membungkus Bebek Sanjai yang direkomendasikan oleh Rella teman blogger Malang. 
Perjalanan singkat kami ke Malang, membuat saya ingin kembali kesana dan menjelajah ke sisi-sisi lainnya. Mungkin bisa mampir ke Bromo. Mari kita rencanakan.



Labels: ,