Lead by Example


Sebenarnya judulnya lebih pas untuk dunia kerja ya. Tapi saya suka dengan judul itu, kenapa...karena saat ini memang saya belajar untuk memimpin dengan memberikan contoh. Kepada siapa....? Ya kepada tim kecil saya, siapa lagi kalau bukan Naeema.

Sejak dia kecil saya selalu membiasakan untuk memperlihatkan Sholat. Waktu baru bisa duduk pun, saya selalu dudukkan dia disamping saya kalau saya sholat. Sampai perlahan dia suka meniru gerakan sholat hingga sekarang ini. Sampai pada gerakan berdoa pun saya selalu perdengarkan doa-doa saya, harapan-harapan saya akan dia....agar bisa merasuk di jiwa dan raganya. Sejak Naeema berusia 1 tahun dia bisa sujud...baru sujud. Dan lama kelamaan gerakan itu hampir sempurna hingga kini. Bahkan melafazkan Al-Fatihah saja dia bisa walaupun terpenggal-penggal. Doa mau makan, mau tidur dan doa orang tua pun sudah bisa mengikuti. 

Kemudian yang berikutnya adalah Hijab. Karena melihat saya kalau pergi selalu menggunakan hijab dengan sendiri nya dia suka memakai hijab. Suka meniru gerakan saya memakai shawl. Betah berlama-lama menggunakan bergo, seperti pada gambar diatas. Bahkan main pun tidak dilepas olehnya. Sesukanya saja....saat nyaman silakan dipakai, kalau merasa gerah ya lepas saja. Tanpa paksaan, lama-kelamaan juga akan terbiasa. Bahkan kalau saya tidak memakai hijab ketika didalam rumah, Naeema suka mengingatkan saya untuk memakai hijab. Subhanallah....semoga sampai dirimu besar kamu punya prinsip seperti ini ya Nak.

Saya selalu berekspresi malu (sambil menutup kedua mata saya dengan tangan) kalau dia tidak mau dipakaikan baju setelah mandi. Dan muncullah rasa malunya kalau dia tidak pakai baju, walau kadang-kadang ya masih suka cuek juga tapi hanya beberapa menit saja. Kalau ada yang pakai celana pendek terlalu pendek, entah itu eyang mami atau unda....selalu ditegur "malu ih". Sudah bisa mengoreksi gadis kecil saya itu :).

Itulah yang saya maksud dengan LEADING BY EXAMPLE. Mencontohkan dan kemudian follower kita akan terbiasa seperti itu. Dan yang pasti semua itu perlu proses, dan kebiasaan. Jika sudah terbiasa maka akan mudah untuk diingat kan???.

Eh tapi suka juga saya keceplosan berkata yang tidak seharusnya, sehingga Naeema prnah sekali waktu menggunakan kata-kata itu. Tapi alhamdulillah bisa di berikan penjelasan bahwa kalimat itu belum PAS untuknya. Tidak sekali sih usahanya tapi harus berkali-kali. Dan jangan pernah bosan untuk mengulang informasi itu kepadanya. Kita juga sebagai orangtua tantangan terbesarnya adalah menahan diri kalau sedang dekat dengan anak, apalagi anaknya kritis. Fiuuuhh salah-salah bisa kebablasan dan ketuaan deh jadinya. Naudzubillah. Biarkan dia berkembang sesuai dengan usia dan masa.

Semoga kelak jadi anal Solehah yang bisa diandalkan ya Nak....Amin.