Demotivasi *Again.....= Resign???

Pic Source

Pernah ngerasain yang namanya cape kerja, bosan, ngerasa tidak dihargai dah akhirnya mentok kepada demotivasi. Saya rasa semua pegawai akan merasa begitu ya. Bahkan disaat mereka sudah melakukan semua perkerjaan dilakukan dengan hati. Walaupun kemungkinannya kecil tapi pasti peluang untuk ngerasain yang namanya demotivasi itu pasti ada.

Menurut Reza Wismail Demotivasi itu bisa disebabkan oleh:
1. Faktor yang disadari oleh perusahaan biasanya adalah: bayaran atau gaji yang kurang dan fasilitas atau tunjangan yang tidak mencukupi.
2. Faktor yang tidak disadari oleh perusahaan adalah: hal-hal yang sifatnya pribadi (mis: urusan rumah tangga, kebosanan akan pekerjaan, dan pekerjaan yang tidak sesuai dengan minat. 

Sumber demotivasi lain yang dikelola oleh perusahaan misalnya: budaya kerja, interaksi sosial sesama rekan kerja atau antar bawahan dan atasan dan banyak sumber-sumber lainnya.

Hal-hal yang biasanya menjatuhkan semangat kerja atau demotivasi karyawan berasal dari persoalan komunikasi dan kemampuan manajemen emosi dari sang atasan maupun dari karyawan itu sendiri.

Studi terbaru ini menemukan elemen kunci dalam hal demotivasi karyawan adalah menghambat kemajuan karyawan dalam mengerjakan suatu pekerjaan yang bermakna. Bahwa sesungguhnya para pekerja ingin memberikan kontribusi yang berarti dan sayangnya, banyak atasan yang tidak menyadari keinginan yang baik ini.

Sumber-sumber demotivasi lainnya adalah dengan memberikan sasaran-sasaran yang terlalu susah, saling bertentangan, sering berubah-ubah, dan tidak diberikan keleluasaan atau otonomi yang cukup dalam meraih sasaran-sasaran kerja tersebut.

Selanjutnya adalah ketidakpedulian atasan terhadap bawahan. Seringkali seorang pegawai dianggap aset yang tidak berperasaan dan bisa digonti-ganti setiap saat. Tidak perlu diberikan pujian bahkan kalau tidak tahan cacian tinggal dicari penggantinya. Kompetensi hanya dianggap komoditi, meski sang pemilik keahlian (karyawan) punya emosi sebagai faktor pendorong motivasinya dalam menggunakan kemampuannya itu.

Hal yang paling mendemotivasi lainnya adalah tekanan dan tuntutan yang tidak rasional. Karyawan diberikan target dengan tenggat waktu yang sangat sulit untuk ditepati. Segala sesuatu yang dilakukan terburu-buru tidak akan memberikan hasil yang baik. Ketergesaan akan membawa stres yang pada akhirnya bisa menjatuhkan semangat kerja. Demotivator bagi para pekerja.

Sumber: 100 Motivasi

So....saat ini saya termasuk kedalam demotivasi karena apa dong?. Kalau dilihat dari artikel diatas dan fakta yang terjadi dilapangan demotivasi saya ini disebabkan karena LEADER. Ya, atasan saya yang membuat begitu. Merasa tidak ada langkah yang dikembangkan beliau untuk mendevelop saya atau tim walaupun saya merasa sudah melakukan yang terbaik. Tidak ada komunikasi yang dibangun untuk membangun tim kecilnya walaupun kami adalah divisi HR, tapi saya rasa tidak banyak yang bisa dia lakukan untuk mengembangkan divisi ini menjadi divisi yang strategy partner nya company. Nah loh.....koq bisa begitu???. 

Yah begitu lah....misalnya nih kalo karyawan komplain ya langsung ke kita (baca:officer) walaupun itu sampai hard complain. Kalau dengan bidang pekerjaan saya, which is dibagian recrutment nya ya....ketika dapat email akan adanya kebutuhan SDM maka saya yang akan gali dari user mengenai kebutuhannya. From A to Z ibaratnya begitu. Bahkan user pun biasa bypass langsung kesaya untuk follow up karena kalau melalui beliau suka lupa dan makin lama. Bahkan kadang salah penyampaian ke saya, meskipun saya sudah paham dari hanya baca email dan itu sudah saya konfirmasi ke User. Segitu parahnya kah??? Entah ya kenapa begitu, apa jangan-jangan beliau lah yang bekerja tidak dengan hati??.  Dan beliau bahkan tidak aware dan follow up apapun kecuali sudah dapat teguran dari Management. 

Perhatian dan penghargaan bukan dengan materi tapi sedikit tanya dan aware akan tugas kami itu mungkin sudah cukup. Bahkan beliau tidak tahu apa yang kami kerjakan sehari-hari. Ibarat kata kalau beliu tidak masuk, maka projek tetap bisa jalan tapi kalau diantara kami ada yang tidak masuk maka projek itu akan FREEEZE. There is NO COMMUNICATION AT ALL.

Bukan maksud saya menjelek-jelekkan perusahaan atau atasan saya, tapi ini adalah curahan hati yang saya perlu dituangkan untuk menjadi kenangan bahwa disini saya benar-benar diajarkan LEADERSHIP serta analytical thingking yang baik. Dibalik keluhan insyallah ada positifnya dimasa depan. Tapi kalau demotivasi datang sungguh itu tak dapat dihindarkan. Apalagi kalau misalnya kita sudah merasa melakukan yang terbaik tapi tetap kurang dimatanya, sementara menurut penilaian kita bahkan beliau minus. On No.....

Jika ada tanda-tanda seperti ini apakah saya harus resign??. Ketika demotivasi ini datang justru khayalan-khayalan akan saya dimasa depan menjadi semakin terkonsep dengan jelas. Kembali ke passion semula.....berurusan dengan Anak-Anak, seperti mendirikan sekolah, mengajar atau semacamnya dan menjahit, membuat hasil karya yang selama ini hanya berkeliling diotak tanpa bisa diterjemahkan kedalam bentuk nyata kecuali tulisan seperti ini.


Jika demotivasi ini memberikan energi positif dalam bentuk kenekatan dan perhitungan serta optimistis untuk segera resign dan kembali pada tujuan untuk produktif maka JADIKANLAH ITU NYATA YA ALLAH SWT.

Labels: ,