A Friend indeed

Judulnya bikin saya ingat akan salah satu topik bahasan General English nya LIA di Basic keberapa saya lupa. Entah masih ada pembahasan itu atau sudah berubah, maklum itu sudah kira-kira 11 tahun yang lalu #jleb, langsung kebayang kan umur saya berapa. HɑHɑHɑ ♥ .

Kali ini saya mau cerita tentang sahabat saya, kakak kelas saya baik di SMP dan Kuliahan yang notabene juga the girl next door alias belakang rumah saya (tetangga). Lucunya adalah, selain diatas yang saya sebutkan tadi, kami juga menikah ditahun yang sama, hanya beda 6 bulan. Dan bahkan anak-anak gadis kami pun lahir ditahun yang sama, hanya beda 2.5 bulan saja. Sungguh suatu kebetulan yang tidak direncanakan. Lucu ya.....

Oh iya....siapa dia?

Panggil dia Ade. Jangan tertipu dengan panggilannya, ade usianya beda 1 tahun diatas saya. Karena status sebagai anak terakhirlah yang membiasakan dia dipanggil demikian. Sedangkan saya Kaka, tentu saja ini juga karena status saya di keluarga sebagai anak pertama sehingga dipanggil begitu juga.

Alhamdulillah 2 bulan sudah Ade memantapkan diri untuk berhijab. Barakallah....semoga selalu istiqomah dijalan Allah. Kalau bicara soal karakter kami jelas beda banget tapi entah kenapa kami bisa saling paham satu sama lain. Bahkan hanya dengan bertukar cerita saja bisa membuat hati kami tenang.

Meskipun kini keluarga membuat kami sibuk dan jarang bertemu, dan rumah kami tetap bertetangga, namun mudah-mudahan komunikasi kami tetap bisa terjalin. Bahkan anak-anak kami seringkali dibilang anak kembar ◦"̮◦ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ◦"̮◦ .

Tak bisa digambarkan dengan kata-kata secara harfiah. Tapi saya merasa persahabatan kami selalu terjalin saat suka dan duka. Menenangkan satu sama lain....semoga selalu begitu, amin.

We Are Friend

-DY-

Labels: