Sabar & Iklash

Dalam dunia kerja Sabar dan Iklash mungkin juga berlaku.

Sabar saat perusahaan mengeluarkan suatu kebijakan yang rasanya tidak memihak kepada tenaga kerja, hanya memikirkan keuntungan perusahaan saja. Sabar saat ternyata udah berkali-kali protes koq g ada perbaikan juga. Harus sabar juga disaat ternyata ketika suatu kesalahan kecil berimbas besar pada posisi kita di kantor.

Yah semua itu haruslah diimbangi dengan iklash. Iklash ketika ternyata saat sebagian keluarga memiliki kesempatan berkumpul di akhir minggu bersama keluarga sedangkan kita tidak. Iklash ketika ternyata harus mengalah dan berdamai dengan keadaan. Iklash ketika ternyata tak semua nya berjalan dengan kemampuan. Harus iklash ketika ternyata kita melakukan beberapa pekerjaan yg sesungguhnya bukan bagian dari job desk kita.

Semua sudah pasti dialami semua orang. Ketika Sabar & Iklash dituntut oleh keadaan yang menimpa saya hari ini. Bagaimana tidak? Ketika suatu kebijakan sudah keluar lalu, dengan sendirinya kebijakan itu berubah 2 hari sebelum pelaksanaan. Bagaimana tidak emosi? Ketika suatu individu mengatakan mengenai sanksi padahal sebelumnya tak ada kesepakata mengenai sanksi apapun. Hmm..harus SABAR.

IKLASH ketika semua karyawan pergi outing dan kami 3 diantara karyawan tidak bisa turut pergi karena alasan keluarga , harus tetap masuk kantor walaupun diberikan kompensasi overtime allowance. Never Mind......!!!

Bagi saya, selama tak merusak rencana yang sudah buat tak masalah, dengan catatan tidak menggangu waktu n rencana yang sudah dibuat.

Sebenernya hari ini rasanya ingin protes dan langsung sifat tidak iklash dan pengen resign kembali muncul. Hanya saja saya harus bertahan paling tidak sampai 2 bulan kedepan. Demi untuk kesiapan saya menuju hari besar saya.

Karena itu malam ini kutanam lagi rasa iklash itu, supaya saya bisa bertahan sampai dua bulan kedepan.

Sudah pasti dengan status baru di CV saya, hahay.......

Tidak lupa berdoa, semoga saya mendapatkan pekerjaan impian saya.

"sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang ada dibenak manusia"

Labels: